Pendididikan karakter adalah
sebuah pendidikan yang menanamkan suatu kebiasaan – kebiasaan positif, tindakan
positif, serta kepribadian yang positif pula.
Sedangkan menurut Kamisa, (1997:
281) mengungkapkan bahwa karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi
pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak. Berkarakter
artinya mempunyai watak, mempunyai kepribadian. http://pustaka.pandani.web.id/2013/03/pengertian-karakter.html
Pendidikan karekter sangatlah di
perlukan bukan hanya di sekolah saja akan tetapi di rumah, dan lingkungan social.lingkungan
masyrakat merupakan lingkungan ketiga dalam proses pembentukan kepribadian
anak-anak yang sesuai dengan keberadaan.lingkungan masyarakatnya.
Wilayah karang panas adalah
wilayah yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai buruh dan Nelayan,
meskipun penghasilannya tidak seberapa akan tetapi dia sangatlah memperhatikan tingkat pendidikan anak-anaknya. Agar anak-anaknya bisa
mendapatkan pekerjaan yang layak dan baik.
Akan tetapi Menurut Bapak H.Zaeni
QH yang selaku kepala lingkungan karang panas mengungkapkan pendapatnya tentang bagaimana tingkah laku anak - anak karang panas yang menurutnya
masih kurang dari sifat pendidikan yang berkarakter sebab
belum mencerminkan bagaimana anak yang berpendidikan dan yang berkarakter itu sebenarnya.
Oleh karena itu Menurut Bapak
H.Zaeni QH sebagian besar khusus di RT 02 di sana masih jauh dari sifat-sifat
yang mendidik dan mengajarkan nilai-nilai pendidikan itu, karena tingkah
lakunya di dalam lingkungan masyarakat banyak melanggar aturan-aturan yang di langgar itulah sebabnya tidak
menggambarkan bahwa anak-anak karang panas itu belum di katakan memiliki kepribadian yang mendidik dan berkarakter positif, karena yang menjadi latar belakang
pertama dan paling utama untuk pendidikan karakter, pengembangan karakter sejak
usia dini haruslah menjadi kepentingan utama pihak lembaga pendidikan. Tugas
membangun karakter haruslah menjadi tugas besar bersama antara keluarga dan
lembaga pendidikan.
Perlu juga di tingkatkan Pengawasan
dari orang tua tetap perlu untuk perkembangan anaknya agar tetap terkontrol dan
tidak akan menjurus pada hal yang negatif. Tetapi kebanyakan orang tua yang
lepas tangan terhadap perkembangan anaknya, misalnya saja di lingkungan
keluarga orang tua yang sibuk bekerja tidak memperhatikan anaknya, ia
memberikan tanggung jawab kepada pengasuh, sehingga anak lebih dekat kepada
pengasuhnya dan kedekatan secara emosional terhadap orang tuanya jadi
berkurang. Bagaimana cara pengasuhan dari pengasuhnya tersebut, itulah yang di
tiru oleh si anak dan awal pembentukn karakter telah terjadi. Kemudian setelah
beranjak dewasa, orang tua menitipkan anaknya dilingkungan formal, yaitu
lingkungan sekolah. Di sana guru mengajarkan nilai-nilai baik dalam beretika
kepada orang lain, mendapatkan pengetahuan yang lebih membuat si anak lebih dominan
berfikir apa yang pantas ia lakukan. Selain lingkungan sekolah ada juga
lingkungan masyarakat yang mempengaruhi perilakunya. Di lingkungan masyarakat,
seorang anak memperoleh pengetahuan yang belum didapatkannya di lingkungan
keluarga dan lingkungan sekolah.
Di sekolah, anak diajarkan untuk
bersosialisasi, bergaul dengan orang lain, maka di masyarakat si anak mengaplikasikannya
dengan cara bergaul dengan teman sebaya. Kelompok teman sebaya ada yang membawa
pengaruh baik dan ada juga yang membawa pengaruh buruk. Yang merupkan pengaruh
baik dari kelompook teman sebaya tersebut adalah teman menjadi pemicu motivasi
belajar dan mempengaruhi prestasi belajar dari siswa tersebut, kemudian dengan
seringnya bergaul dengan teman sebaya jua dapat mengajarkan kita bersikap
toleransi, tanggung jawab, jujur, serta mandiri
Daftar Pustaka